Pitch perfect 3 review bebas



Akhirnya film yang sedari dulu ditunggu-tunggu tayang juga. Sejak awal kemunculannya 2012 lalu film ini membuat aku jatuh cinta pada tokoh Beca, pemeran utamanya yang diperankan oleh Anna Kendrick. 
 
Sosoknya yang multi talent namun seolah berada di tempat yang salah membuat dirinya terasing pada awalnya namun tanpa disangka ia bergabung dalam grup acapela bernama barden bellas di sebuah kampus bernama barden university.

Pitch perfect yang pertama menceritakan tentang awal mula anggota bellas mengikuti audisi hingga training menjadi seorang bella namun dengan performing yang jadul, tanpa pembaharuan dan membuat penampilannya begitu membosankan. Beca hadir sebagai tokoh yang menawarkan konsep baru namun kehadirannya justru dianggap ancaman oleh salah satu anggota tertua yaitu Aubrey yang diperankan Anna Camp. Pada akhirnya memang Beca menjadi penyelamat dalam kelompok ini dan menjadikannya pemenang dalam tiga tahun berturut-turut.

Pitch perfect 2 merupakan lanjutanya dengan konflik yang lebih pelik. Mereka harus melawan grup acapela tingkat internasional yang lebih hebat secara perform panggung. Namun ini justru membuat bellas kehilangan identitasnya sebagai grup accapela karena terlalu mementingkan atraksi panggung dibandingkan harmonisasi suara mereka. Dengan berbagai konflik dari luar dan dalam, Beca yang diam-diam magang di sebuah label musik tanpa sepengetahuan anggota bella lain menjadi pemicu keributan. Sama seperti pitch perfect pertama, setelah keributan mereka instrospeksi diri masing-masing dan mereka menemukan harmoni mereka kembali. Merekapun dapat perform dengan menyentuh hati para penonton lewat lagu flashlight.

Nah sekarang pitch perfect 3. Aku fikir film ini terlalu singkat yaitu sekitar 93 menit saja. Aku yang begitu menantikan langsung nonton di hari pertama tayang di Jambi pada jam pertama pula. Sama dengan pembukaan dua film sebelumnya yang menayangkan perform dari accapela namun kali ini terjadi adegan action yang luar biasa. Setelah itu barulah flash back ke tiga bulan sebelum kejadian itu.

Beca yang telah lulus kuliah kini bekerja sebagai produser musik. Namun hal ini justru membosankan baginya dan ia berani untuk keluar dair pekerjaan itu. Dikamar nya dan ternyata ia masih bersama fat amy menceritakan permasalahannya. Lewat percakapan keduanya tersirat bahwa Beca dan Jessy sudah putus karena hubungan LDR dan Jessy sudah punya pacar baru. Beca pun tidak terlalu terlarut dalam kegagalan hubungannya.

Mereka ada rencana reuni dengan para bellas dalam sebuah acara yang diundang oleh Emily, karena ia masih seorang mahasiswa. Ia menjadi penyanyi utama yang dulu disebut tidak bisa jadi penyanyi utama oleh anggota bella yang lain. Namun undangan itu salah arti oleh para bella. Mereka mengira akan perform namun hanya menonton penampilah barden bella yang sekarang. Mereka kecewa dan ingin sekali bisa menyanyi kembali.

Kehidupan pasca kelulusan dari universitas tidak berjalan dengan baik. Mereka tidak terlalu berhasil didunia nyata. Untuk itu mereka ingin sekali bisa bernyanyi kembali. Mereka mengikuti acara tour yang diadakan oleh tempat ayah Aubrey bekerja sebagai tentara.

Di tempat cek sound mereka bertemu anggota band lain. Tentu saja bellas diremehkan karena mereka hanya menyanyikan lagu orang. Riff of terjadi di awal-awal film dan tidak seperti rif off seperti sebelumnya yang mengagumkan. Ini tampak kacau karena memang diset seperti itu. Lawan mereka tidak begitu mengerti riff off seperti apa dan menyanyi suka-suka mereka. Bellas pun meninggalkan tempat itu.

Tanpa diduga fat amy atau yang bernama asli patricia bertemu dengan ayahnya. Ia dulu kabur dari ayahnya karena ayahnya orang yang jahat. Pertemuan itu ternyata menyimpan niat tersembunyi dari sang ayah yang menginginkan uang yang disimpan oleh ibunya. Hal ini menjadi ancaman bagi para bellas.

Penampilan demi penampilan dihadapi oleh bellas hingga menunggu hasil akhir, yaitu siapa yang dipilih DJ Khaled untuk perform pembukanya. Ternyata hanya beca yang dipilih. Ini jadi kegalauan buatnya.

Saat ia ingin memberitau teman-temanya ternyata teman-temannya diculik oleh ayah fat amy. Ia pun beraksi untuk menyelamatkan teman-temannya. 

Penampilan mereka tanpa fat amy karena ia sedang melawan para penjaga cukup memukau ayah fat amy. Hingga pada akhirnya berkat usaha fat amy seorang, ia meledakan kapal mewah milik ayahnya dan bisa menyelamatkan diri.

Dalam perkumpulan mereka mengungkapkan isi perasaan masing-masing mengenai kehidupan mereka. Terutama beca yang dipilih untuk menjadi pembuka dalam perform dj khaled. Hal ini didukung penuh oleh sahabatnya karena ini saat yang tepat untuk tumbuh. Bellas tidak akan menahanmu.

Hal tidak terduga ternyata beca menarik fat amy kepanggung disusul reka bellas yang lain hingga mereka bersama-sama di panggung menyanyikan lagu freedom.
Kehidupan real mereka ternyata tidak terlalu buruk setelah kejadian ini.
 
Dari ketiga film ini ternyata memiliki alur yang sama, konsisten. Pembukaan yang langsung menuju konflik, disusul konflik demi konflik hingga memuncak baru mereka melakukan penyelesaian dengan berbicara secara hangat dan terbuka tentang isi perasaan masing-masing.

Beca dan fat amy dari awal film menjadi tokoh central yang membuat banyak kejutan lewat fat amy dengan aksi dan dialognya yang seperti diluar naskah. Memang kisah cinta mereka berdua tidak terlalu diperjelas kecuali Beca yang dari awal hingga film kedua selalu bersama jessy dan putus di film ketiga.

Anggota bella yang lain pun juga memiliki karakter yang sedikit namun cukup kuat. Seperti lily yang tidak pernah bersuara namun ternyata menjadi beatboxer dalam grup, flo yang di awal film tidak ada namun muncul di film kedua dengan dialognya yang tidak pernah masuk akal, cintya rose yang memiliki suara bagus dan satu-satunya kulit hitam di grup, cloe sebagai anggota tertua saat film kedua memiliki kepanikan yang akut, aubrey yang memiliki jiwa pemimpin, jessica dan aseley yang sebenarnya tidak pernah berdampak bahkan jarang kebagaian dialog tetap ada di film ketiga ini. Justru stacy anggota yang paling centil dan maniak seks tenyata sedang hamil dan tidak bisa ikut perform bersama mereka. Ia melahirkan saat para bellas melakukan tour dan menamai bayinya bella.

Memang seperti ada yang hilang dalam pitch perfect 3 ini. 93 menit terlalu cepat sehingga film dibuat singkat padat dan jelas. Aku yang menantikannya menilai bagus tapi terlalu sebentar. Aku ingin yang lebih lama lagi.

Lagu jessy j pun tidak terdengar di film ketiga ini tidak seperti dua film sebelumnya.
Oh iya john dan elisabet pun konsisten ada di tiga film sebagai komentator. Mereka ada di film ketiga untuk membuat film dokumenter setelah bellas lulus dari kuliah. Namun sayangnya hasil film mereka tidak ada. Aku fikir akan menjadi sesuatu hal yang menyentuh di akhir film. Soalnya mereka berdua ini nyinyir banget dari awal dengan para bella.

Di pitch perfect 3 ini juga salut banget sama fat amy dengan adegan actionnya. Pas ngikutin dari awal pembuatan film ternyata rebel wilson emang atlet karate dulunya.
Yang paling bikin aku suka banget sama film ini karena seeolah seperti kehidupan yang aku alami, sebagai beca tentunya. Dari film pertama ia sebagai mahasiswa baru yang coba masuk dalam ukm kampus untuk punya teman. Namun kehadirannya dianggap ancama oleh senior. Sama kayak awal aku kuliah dulu yang masuk pemanis. Baru awal udah jadi ketua korma manis. Duh beban banget.

Di film kedua mereka udah jadi senior yang udah saat nya lulus. Ternyata mereka takut akan dunia kerja. Mereka belum tau harus apa di dunia luar kampus karena mereka terlalu nyaman jadi anggota bella. Aku juga gitu. Bukan hanya aku bahkan. Semua orang takut akan dunia luar kampus setelah lulus kuliah. Mau jadi apa adalah pertanyaan yang ga ada jawabannya.

Di film ketiga adalah saat mereka sudah benar-benar berada di dunia nyata, sebagai pekerja. Meski suka namun mereka tetap merasa ada yang kurang dari apa yang mereka jalani. Bertemu sahabat adalah hal yang membuat mereka sempurna.

So pitch perfect 3 ini aku kasih bintang 4 dari 5. Karena emang bagus tapi kurang lama. 

So gitu deh dari aku yang baru belajar review. Good bye pitces...

Komentar