catatan seorang jurnalis : the simple thing


Seharusnya aku ngetik berita yang belum rampung. Tapi malah keinget sesuatu yang bikin aku harus nulis hal yang seperti ini.

Pernah ga sih ngerasa ga dianggep? Ngerasa apa yang dikerjain tu ga guna. Pernah lah kan. Nah itu yang aku rasain. 

Sebagai wartawan lifestyle yang bukan tinggal di kota besar rasanya apa yang ditulis tu ga guna, ga ada yang baca. Ntah memang mereka butuh berita tentang pemerintahan doang atau entahlah.

Jadi aku tu ngerasa formalitas doang nyetor berita. Padahal itu hasil pemikiran yang luar biasa hebohnya dalam otak. You know kan aku introvert. Berbagai ide ada dalam otak untuk kemudian bisa sedikit terealisasi.

Aku fikir berita yang aku bikin ga ada yang baca, soalnya redaktur sering (banget) ngasih proyeksi yang sama padahal pernah diliput sebelumnya. Bahkan ke wartawan lain, padahal udah pernah aku bahas tuntas. Tapi nyatanya diterbitin juga, adalah sebwah pengulangan.

Hmm yang bikin aku terenyuh, or deeply touched adalah. Saat pimpinan redaksi, didalam sebuah pertemuan, didalam sebuah forum, dia bilang “kalo bukan karena mba ulis yang bikin beritanya kita ga akan tau ada kegiatan ini”. dan itu bukan sekali, beberapa kali.

That’s words really touched. That’s words be my spirit when I’m down.

Ternyata tulisanku ada yang baca. That’s the best apreciation I can have.

Mungkin awalnya kenapa aku suka nulis karena aku ga suka ngomong. Nulis bukan buat dibaca orang. But writing is healing. Setelah masuk dunia kerja justru aku butuh pengakuan. 

Kalo kilas balik ke belakang, beberapa narasumber yang pernah aku wawancara juga bikin aku merasa berguna jadi seorang reporter.

“mba ulis makasih ya udah nulis tentang kami. Semoga orang jadi tau kegiatan kami dan bisa menyebarkan dampak postitif.”

Itu adalah kata-kata yang sering kali aku terima. Ucapan terima kasih. Simple but so deep.

Karena aku ga mau jadi jurnalis yang Cuma formalitas nyetor berita tanpa ada good impact for others. 

Tapi ada juga sih yang ngehe banget. Pake segala protes sama apa yang ditulis. Padahal jelas itu statement nya. Haha itu hanyalah orang-orang yang membuat aku ingin berkata “kasar”.

The last, thank you for reader. You always make me stronge.

Komentar