Wangi harum roti sudah tercium
sejak Cristiee memasuki toko roti langgananya. Ia langsung mengambil roti keju
favoritnya serta memesan coklat panas seperti biasanya. Kali ini ia tidak
langsung duduk di pojok karna ada yang menempati. Biasanya Cristie selalu duduk
paling pojok ruangan. Berbeda dengan pelanggan lain yang lebih menyukai tempat
duduk dekat jendela karena bisa melihat pemandangan ataupun kegiatan luar
jendela. Cristie memilih duduk di pojok karena ia merasa focus untuk menulis.
Ia adalah orang yang sulit sekali untuk focus. Makanya sebisa mungkin ia
memilih tempat yang membuatnya focus pada tulisanya.
Cristie adalah seorang
mahasiswi yang sedang menyusun skripsinya. Ia lebih memilih toko roti sebagai
tempat untuk menulis skripsi. Menurutnya wangi roti bisa membuatnya
berkonsentrasi. Memang aneh. Dan bukanya setiap orangpun juga aneh.
Kali ini ia menunggu orang
yang menempati tempat duduk favoritnya untuk pergi. Ia berbincang dengan Rahma,
seorang kasir di toko kue itu. Ketika Cristie berbincang sambil memakan roti
favoritnya tiba-tiba seorang cowok menyapa nya. “kalo makan ga boleh berdiri,
dosa.” lantas pergi dengan senyum terlebih dulu.
“maaf ya mbak Cristie, Akhmad memang
seperti itu.” Ucap rahma.
Cristie hanya senyum lalu
duduk di bangku yang kosong. Lama juga ternyata menunggu penghuni kursi favorit
pergi. Lantas Cristie menikmati roti dan coklat panas sambil mendengar music
saja.
Suasana toko roti sedang
bernuansa natal. Jadi banyak hiasan berwarna merah dan tidak lupa satu buah pohon
natal besar disertai hiasan dan kado-kado. Anak-anak menyukai itu. Ketika Cristie
masih anak-anak pun dia menyukai hal itu. Dia jadi ingat cita-cita nya untuk
pergi ke Amerika ketika waktu masih kecil. Ia mengatakan bahwa ia ingin ke Amerika
karena ia ingin memegang salju. Keluarganya hanya tertawa mendengar hal itu
disertai amin yang berbarengan.
Tiga lagu Owl City telah Cristiee
dengarkan. Orang yang menempati kursi favorit nya telah pergi dari sana. Cristie
pun pindah tempat duduk dan mulai membuka laptop. Selanjutnya ia mulai dengan
dunianya sendiri tanpa peduli yang terjadi disekitarnya. Skripsi ini telah
membuatnya berubah. Bahkan dengan Gerald, kekasihnya sekalipun.
Setiap hari Gerald selalu
mengiriminya pesan bahwa ia kangen pada Cristie. Tapi Cristie hanya menaggapi
dengan dingin. Kalo kangen hanya lewat pesan tanpa ada usaha untuk bertemu apa
gunanya. Ucap Cristiee dalam hati. Wanita ini memang cuek sekali. Menurutnya
pacaran itu tidak harus bertemu setiap hari. Cukup dengan komunikasi yang lancar
pun pacaran tetap bisa dikatakan pacaran. Tapi kali ini seperti ada batu besar
diantara keduanya. Bukan karna skripsi dan komunikasi tapi ntahlah, Cristie pun
tidak memusingkan hal itu.
Dalam sehari mungkin ada
sekitar tiga jam Cristie berada di toko roti itu. Mulai dari jam tiga hingga
jam enam sore. Hal ini dilakukanya semenjak satu bulan lalu. Sebenarnya alasan
utama ia datang ke toko roti ini pun bukan karena butuh tempat untuk menulis
skripsi nya. Tapi karena ia merasa penasaran dengan Akhmad, orang yang
mengiriminya roti isi stroberi satu bulan lalu. Ini diketahuinya dari Rahma. Cristie
tidak mengerti apa maksud Akhmad seperti itu. Kalo bertemu hanya
bertatap-tatapan saja tanpa bertegur sapa. Ya kecuali yang tadi. Saat Akhmad memperingati
Cristie bahwa makan sambil berdiri itu tidak baik.
Akhmad mengirimi Cristie roti
sudah tiga kali. Tidak ada pesan atau apapun. Hanya roti isi strobery.
Sebetulnya Cristie tidak terlalu suka isi stroberi. Rasanya terlalu manis. Jadi
ia membawa pulang roti itu dan memberikanya pada mama nya di rumah. Roti itu
selalu ada setiap kali Cristie kembali dari toilet.
Sudah dua hari Cristie tidak
berkunjung ke toko roti. Ia sibuk membantu mama nya menyiapkan natal. Berbeda
dengan sebelumnya, Cristie datang pada jam tujuh malam. Tidak hanya itu, kini
datang bersama Gerald. Mereka tampak akrab dan mesra seperti layaknya orang
berpacaran. Mungkin inilah momen mereka melepas rindu. Untuk sejenak mungkin Cristie
bisa lupa pada skripsinya.
Gerald memesan pesanan yang
sama seperti Cristie. Dari kaca pintu dapur Akhmad memperhatikan Cristie. Saat
Gerald pergi ke toilet, Akhmad memberanikan diri untuk menghampiri Cristie dan
memberikan roti isi stroberi padanya.
Tidak ada ucapan apapun. Hanya
roti isi stroberi yang penuh teka-teki. Setidaknya Cristie benar-benar yakin si
pemberi roti itu benar Akhmad. Gerald kembali dari wc dan menanyakan apakah Cristie
memesan roti itu. Cristie hanya menggeleng dan memberikanya pada Gerald. Tanpa
rasa curiga Gerald memakan roti isi stroberi itu.
Music bertema natal mengalun
dalam ruangan yang sekarang berubah menjadi sangat dingin. Cristie dan Gerald
pergi untuk melanjutkan perjalanan menuju gereja. Dari kaca pintu dapur Akhmad memperhatikan
kepergian Cristie.
uliest
Rabu,
25 Desember 2013
Komentar
Posting Komentar