Catatan seorang jurnalis : Akhirnya Jurnalis Liburan





Hola, sudah cukup lama ga menulis akhirnya bisa menyapa, menuliskan kembali isi hati dan perasaan ini. Tsah...

Kali ini aku menceritakan tentang kisah perjalananku menuju Pulau Belitung. Gokil banget ga tuh? Sepuluh tahun lalu sejak menonton film laskar pelangi aku pengen banget bisa ke sini dan ternyata berkat pekerjaanku yang sekarang aku bisa berangkat ke sini.

Aku pernah bilang kan kalo jobdesk ku adalah sebagai wartawan lifestyle. Nah salah satu tugasnya adalah meliput travel. Selama ini aku merasa jadi wartawan halu karena liputannya hanya by phone, aku ga bisa langsung menuju tempat wisata karena jauh dan ga ada akomodasi dari kantor. Ok klasik.

Kenapa aku bisa ke Belitung? Karena eh karena aku yang diminta oleh redaktur untuk berangkat sebagai perwakilan dari kantorku untuk menghadiri undangan dari Telkomsel. Aku sebut aja nama pihak sponsornya karena emang mereka yang mensponsori perjalanan ini. Haha. Mereka mengundang perwakilan media dari seluruh sumatera yang dibagi menjadi tiga bagian yaitu sumbagut, sumbateng dan sumbagsel, Jambi masuk sumbagsel. Dari Jambi ada dua media yang diundang.

Awalnya aku merasa excited dong karena mau ke Belitung, tapi aku juga merasa takut kerena aku orang yang susah menyesuaikan diri (introvert), bahkan aku belum kenal sama rekan media yang dari Jambi ini. Aku takut gitu nantinya terjadi sesuatu dan kantorku yang dibawa-bawa, kan emang aku mewakili kantor. Tapi aku mikir lagi, ini Belitung bo’, masa mau disia-siakan! Terlebih akhir tahun lalu sempat ingin ke sini tapi karena sesuatu hal (dana) maka ga jadi berangkat.

Maka hari yang aku tunggu-tunggu terjadilah. Aku berangkat pada hari Senin, 7 Maret menuju Pulau Belitung. Menuju sana aku harus menuju Jakarta dulu baru kemudian dari Jakarta menuju Belitung.

Sampailah aku ke Belitung siang hari. Liat hp, hah ga ada sinyal donk. Untuk kartu telkomselku ada tapi kan kartu buat internetan pake tri (hmm dasar mizkiin). Jadi di bandara aku beli paket telkomsel berharap bisa tahan lama.

Kami disambut oleh mba-mba tour guide yang namanya Tri (kok kayak nama provider), sepanjang perjalanan dia ini menjelaskan tentang Belitung dari nama bandara, bupati, kekayaan alam, hasil pertanian, pariwisata hingga permasalahan pribadinya. Padahal aku satu mobil sama temen yang asalnya dari Belitung juga, haha aku penasaran apa yang ada difikirannya karena mendengar hal yang sebetulnya udah diketahui.

Tapi Mba Tri ini baik banget loh mau fotoin aku pake hpnya yang bagus, dan juga mau nanggepin pertanyaan-pertanyaan ga penting dari para wartawan ini. oh iya aku semobil bareng yang dari Lampung dua orang, Bengkulu satu orang dan Belitung satu orang. Tapi nantinya akan bertemu dengan yang lebih banyak lagi.

Sambil nunggu yang lain, kami diajak ke tempat pertambangan kaolin. Apa itu kaolin? Kaolin merupakan sejenis tanah liat yang bersifat lunak, halus, dan putih, terjadi dari pelapukan batuan granit, dijadikan bahan untuk membuat porselen atau untuk bahan campuran membuat kain tenun. Begitu jawaban saat aku googling soalnya aku udah lupa penjelasan dari Mba Tri. Haha. Sebenarnya sudah melihat berbagai galian sejak meu mendarat di bandara. Tampak jelas gitu.

(Penampakan Danau Kaolin, Belitung)

Selama perjalanan dia juga ngejelasin tentang pertambangan yang ada di belitung. Selain kaolin ada juga, tambang timah, dan tambang-tambang lainnya. Juga pertanian yaitu sawit dan juga merica.

Nama bandara di sini adalah H.AS.HANADJOEDDIN. Mba Tri juga cerita kenapa namanya itu. Kalian bisa searching kali ya ga perlu aku jelasin disini. ukuran bandara ini juga kecil banget, mengingatkan pada bandara lama di Jambi. Sepanjang perjalanan dari bandara ke belitung timur kami melewati hutan di kiri kanan jalan, sesekali menjumpai rumah yang jaraknya berjauhan.

Belum lagi kondisi jalan yang luar biasa mulus kalo dibandingkan dengan kondisi di kabupaten yang ada di Jambi. Selain jalan yang bagus juga jalanan sepi. Tapi kata supirnya cerita kalo jalan ini Cuma satu ga punya jalan alternatif, jadi kalo kejebak ya udah ga ada jalan tikus. Luar biasa.

Mengenai bahasa, jadi di belitung itu huruf u diganti jadi o, ini berlaku untuk sebaliknya, kalau huruf a diganti e (pelafalan melayu), tapi tidak berlaku sebaliknya. Contohnya Belitung jadi Belitong, gantung jadi gantong, ngopi jadi ngupi, mau kemana jadi mau kemane, dan lainnya. Belitung juga banyak warung kopi, sampe ada satu daerah yang disebut daerah seribu satu warung kopi, dan emang berbentuk warung bukan cafe. Bahkan ada istilah kalo suami belum pulang ga usah cari dimana-mana, cari aja di warung kopi. Gitu donk.

Pas makan siang aku baru ketemu sama rekan media lainnya meski belum lengkap sepenuhnya. Aku banyak ngobrol sama yang dari Belitung namanya Adel tapi biasa dipanggil Mini (karena bentuknya mini), dari Bangka namanya Ira dan dari Lampung namanya Devi. Ternyata yang dari Bangka dan dari Belitung ini satu grup sama kantorku jadi agak nyambung lah ngobrolnya dan juga kami seumuran.


(bersama rekan media lainnya sesumatera)

Karena rekan media lainnya masih ada yang belum sampai kami diajak ke pantai dulu. Pantainya indah banget menurut aku yang jarang melihat pantai. Iya lah Jambi mana ada pantai sih, ada juga udah jadi milik provinsi lain.

Aku tu banyak diem gitu ngeliatin pantai, dengerin suaranya, rasain pasirnya, rasain airnya (ditangan), kayaknya tuh damai banget, rasanya tu pengen tinggal lama disini. Beruntung banget orang yang bisa tinggal di daerah seindah ini. dan you know guys, ga ada biaya parkir, ga ada biaya masuk, kamu bisa nikmati keindahan ini semaumu, sekehendak pikiranmu.


(penampakan salah satu pantai di Belitung)

Setelah dari pantai kami menuju hotel santika. Itu hotel mewah yang letaknya di bibir pantai. Gilak, sumpah itu view nya indah banget. Aku tuh sampe nyaman banget baring-baring di balkon sampe ketiduran. Enak aja gitu liatin pantai, biru, tenang, damai, ga mikirin kerjaan.

Intinya sih acara dari telkomsel ini jalan-jalan. Tapi dibalik itu masa sih aku menyia-nyiakan dengan hanya sibuk sendiri, tentu aku mencoba untuk mengobrol dengan yang lain, berbagai cerita tentang pengalaman sesama wartawan dari berbagai daerah di sumatera dan seneng aku juga bisa perform bareng mereka. Hahaha, kayaknya apapun acaranya pasti ada performnya. Untungnya aku dancer jadi gampang aja gitu bisa joged semau aku. Eh tapi ada anggota yang lagi hamil jadi gerakannya ga bisa yang heboh banget, nanti tiba-tiba brojol malah brabe. Gerakannya standar tapi asik aja.

Untuk kegiatan jalan-jalan kami diajak tour pulau, mulai dari pantai tanjung kelayang, batu garuda, pulau lengkuas, pulau kepayang, dan juga tentunya ke tempat sekolah laskar pelangi.

(penampakan wanita cantik di pantai Belitung)

Aku ga tau gitu gimana cara jelasin keindahan dari belitung ini. yang jelas selama perjalanan aku banyak diem, ngeliatin air laut yang warnanya biru, ijo toska, dan bertanya-tanya dalam hati kok bisa ya seindah ini, lebih banyak menyimpan semuanya dalam memori otak dari pada memori hp. Lebih suka ngerasain angin saat naik perahu, dengerin deburan ombak yang kenceng, ngerasain terombang-ambing, ya allah ciptaan Mu indah betul.

Nah aku kan di hotel sekamer sama Mba Dewi yang dari Bengkulu, dia ini yang lagi hamil itu loh, jadi dia ga ikutan karena beresiko banget kalo ikutan terombang ambing dilautan. Banyak sharing juga dikamer bareng mba dewi tentang profesi wartawan ini.

Yah pokoknya kesan ku selama di belitung itu awesome. Belitung itu kayak anak abg yang belum kena micin, masih polos, jujur dan belum banyak polesan. Pengen banget bisa punya rumah di bibir pantai kayak di film full house.

(aku dan mba dewi dari Bengkulu)

Ada hal yang mengganjel sih tentang Belitung ini. Aku mikir kenapa setelah 10 tahun laskar pelangi diputar belum ada bioskop dan mall juga disini, haha. Baiknya lagi Belitung ini ga ada alfa mart atau indomart karena emang ga boleh masuk disini.

Pengen bisa kesini lagi suatu saat nanti, kalo udah punya banyak uang dan ga mikirin banyak tagihan, aku pengennya bisa kesini lagi.

Belitung, makasih perjalanan indahnya, semoga tetap selalu mengagumkan. Terima kasih juga sama telkomsel karena sudah mensponsori perjalanan ini, juga terima kasih kantorku tersayang yang sudah merekomendasikan aku untuk ikut ini (dan tetap menyuruh aku untuk kirim berita). Baik!

Masih ada cerita mengesankan lainnya dari perjalanan pulang yaitu saat naik pesawat citilink. Gila banget donk pramugara nya saat ngejelasin tentang petunjuk keselamatan pake acara kasih pantun dan sindir soal jomblo. Terbaek memang mereka itu. Terhibur lah aku jadinya meski aku takut naik pesawat.

Semoga aku masih bisa jalan-jalan lagi ya, doain.


(tempat Ikal dan Lintang bersekolah dulu)






Komentar