Oke
sebelum cerita, aku mau bahas dikit tentang judul tulisan ini. Sebenarnya aku
adalah wartawan. Tapi aku lebih suka dibilang jurnalis. Kerasa lebih keren
gitu. Setelah searching di Google ternyata perbedaanya kalo jurnalis kegiatan
meliputi photography, reporter, wartawan, kolumnis, design grafis dan hal yang
berhubungan dengan media massa. Kalo wartawan hanya mencari berita, investigasi
mendalam dan verifikasi serta menuliskan berita yang didapatkan. Dapat disimpulkan
jurnalis maknanya lebih luas dari wartawan.
Meskipun
aku udah belajar kaidah penulisan berita yang baik dan benar tapi dalam tulisan
ini aku ga mau terikat sama hal itu. Aku akan menuliskanya semauku dan
sekehendak fikiranku sebagaimana biasa aku melakukannya. Jangan larang, jangan
marah, jangan baca. Selama tulisan ini ga merugikan orang lain aku fikir ini
akan baik-baik saja.
Sejak
tanggal 3 April 2017 aku memulai pekerjaan pertama dalam hidupku sebagai
seorang wartawan di salah satu media di Jambi. Media ini cukup terkenal dan
disegani di Jambi. Sebenarnya aku masih berstatus wartawan training selama tiga
bulan. Jika aku masuk dalam kriteria yang perusahaan cari maka aku akan menjadi
karyawan tetap. Mudah-mudahan begitu. Aamiin. Soalnya ada enam orang yang
keterima dan aka nada system eliminasi (tsah kayak ajang pencarian bakat aja). Tapi
ya begitulah. Aku akan tetap berusaha sebaik yang aku bisa bahkan lebih.
Flash
back dikit. Setelah lulus kuliah November 2015 aku memulai hari menjadi pengangguran.
Aku punya keinginan untuk bisa ke luar negeri maka aku pergi ke Pare, Kediri
untuk les bahasa inggris. Akhirnya aku ga pure pengangguran juga. Ternyata disana
emang tempat pelarian terhormat bagi fresh fraduate yang galau setelah lulus
kuliah. Aku disana hingga bulan September.
Selama
itulah aku menjadi scholarship hunter. Belajar bahasa inggris, cari-cari info
beasiswa, cari jodoh juga. Tapi ga ada yang aku dapet. Bahasa inggris juga
gitu-gitu aja, skor toefl juga ga cukup buat daftar beasiswa, jodoh juga ga
dapet. Ahaha. Ya udahlah. Aku dapet kenangan manis bersama teman-teman baru di
Pare.
Merasa
hidup makin ga berguna aku memutuskan untuk kembali ke Bandung. ada satu
pekerjaan yang sangat aku ingin. Kerjaanya mengharuskan untuk ngomong bahasa
inggris setiap saat. Yaitu bekerja di perusahaan komunikasi milik australia. Tapi
ga dapet sih. Sebenernya ada maksud lain balik ke Bandung. Yaitu kangen
seseorang.
Waktu
membawanya pergi. Tapi kenangan itu tetap sama. Sudahlah.
Selama
tiga bulan aku di Bandung. luntang lantung berharap ada kebahagiaan yang datang
menghampiri. Tapi semua itu hanya ilusi. Bandung ga seperti saat kuliah dulu. Bandung
ga berubah. Orang-orangnya yang berubah. Termasuk dia, eh kesitu lagi.
Akhir
Desember aku memutuskan kembali ke Jambi. Dari situ aku mulai jadi job hunter
sungguhan. Eh engga dink dari sejak di Bandung juga aku udah jadi job hunter
dan scholarship hunter. Ya gitu deh aku
menjadi keduanya. Kalo ga dapet beasiswa ya kerja, kalo ga kerja ya semoga bisa
kuliah lagi. Begitu harapanku saat itu.
Setelah
di tolak dari berbagai beasiswa dan pekerjaan akhirnya aku keterima juga di
salah satu media di Jambi yang tadi aku certain. Sebagai wartawan. Sebagai anak
teater dunia tulis menulis bukan hal baru bagiku. Dari sejak kecilpun aku suka
menulis. Menulis diary maksudnya. Jujur aku bukan orang yang gampang ungkapin
perasaan lewat lisan tapi lebih gampang menuliskanya. Tulisanku ya ga
bermanfaat buat orang lain. Makanya aku mau jadi wartawan biar tulisanku bisa
bermanfaat.
Kau
tau? Ini adalah cita-citaku dari kecil. Aku mau jadi wartawan. Sebenernya waktu
kecil cita-citaku mau jadi Agent FBI atau CIA. Eh ni aku certain sedikit
tentang cita-cita masa kecilku. Aku pernah mau jadi sutradara, kewujud pas
sekolah dan mendalami pas kuliah. ternyata ga terlalu enak jadi sutradara. Seengganya
aku pernah merasakan jadi sutradara teater. Aku juga pernah mau jadi repoter. Udah
kewujud dengan jadi citizen jurnalis dan dikirim ke tv local yang menyediakan
kesempatan. Tapi akun nya kehapus dan aku jadi males lagi buat mulai. Aku semangat
karna waktu itu ada yang nyemangatin sih. Eh.
Tapi
jujur, aku emang pengen banget bisa bekerja di dunia media. Aku selalu berdoa,
ya allah berikan aku pekerjaan yang bisa membuatku menulis, jalan-jalan,
berguna bagi bangsa dan agama. Udah kewujud donk sekarang. Kan wartawan
kerjaanya gitu. Alhamdulillah. Semoga bisa bertahan.
Kerjaanku
itu keren sekali loh. Perusahaanya yang keren sih. Aku belum menghasilkan
apa-apa buat perusahaan tapi udah digaji. Selama training ini aku dan teman
lainnya hanya belajar menulis berita dari dasar banget. Aku ngerasa kayak
kuliah jurnalistik. Belajar terus praktek gitu.
Nah
tadi aku belajar tentang in depth reporting dan investigation. Baru teori sih. Rasanya
aku bakal kayak agent yang sedang menyamar untuk menyelesaikan sebuah misi
gitu. Kan itu kayak mimpi aku waktu kecil mau jadi agent FBI atau CIA.
Terima
kasih ya allah. Satu persatu impianku terwujud. Semoga aku bisa bermanfaat buat
orang banyak.
Kapan-kapan
aku certain tentang teman-temanku yang lain. Bye.
Semoga
ada semangat untuk nulis Catatan Jurnalis Magang part II.
Komentar
Posting Komentar