Catatan Jurnalis Magang III : Gaji Pertama, Liputan Pertama

Aih, begini ya rasanya gaji pertama. Ga nyangka aku bakal dapet segini. Ih banyak deh pokoknya untuk ukuran anak magang yang belum bisa menghasilkan apa-apa buat perusahaan. Plus belum genap satu bulan bergabung di perusahaan ini. kece banget dah ini media. Thanks god, I love my job.

Ada satu kebiasaan unik di wilayah redaksi. Kalo malem mereka suka beli gorengan dan dimakan bareng-bareng. Ntah itu udunan atau uang pribadi. Secara bentuk emang sih bisa beli sendiri tapi secara kebersamaan, ga ada yang bisa ngalahin. Cara pengambilannya itu loh, kayak kaum bar-bar. Gorengan sebungkus diserbu tim redaksi satu lantai. Walah, heboh banget dah pokoknya. Setelahnya mereka hening kembali melanjutkan aktivitas seperti biasannya.

Pas saat hari gajian, kami anak magang diminta untuk beli sesuatu. Ya it’s ok lah kan mereka juga suka beliin kami gorengan. Pas di mamang roti bakar Yana cerita kalo dirinya pernah kerja di tempat roti bakar. Setelahnya dia bantuin mamangnya sampe kelar. Jujur, ni anak emang penuh kejutan buat aku. Bentuknya aja yang kayak cewek lemah, manja, ditendang melanting, tapi kenyataanya dia punya jiwa yang setrong. Mungkin dia sering ketawa tapi dia juga kadang suka menangis. Eh malah ngomongin ni anak.

Terus, aku bertanya-tanya kapan yah pelatihan ini berakhir dan bisa liputan beneran. Ternyata pertanyaanku terjawab sudah. Dua hari setelah gajian kami diberi materi video. Bagaimana mengambil video menggunakan hp. Jujur aku seneng banget hoby videography ku akhirnya bisa tersalurkan. Mudah-mudahan begitu.

Lalu sesaat kemudia aku ingat seseorang. Seseorang yang pernah mengajariku banyak hal, termasuk jurnalistik. Aku menceritakan mimpiku untuk jadi seorang jurnalis. Dan dia adalah orang yang membantuku mewujudkannya. Mulai dari ikutan citizen journalist, jadi reporter, cameraman dan lain-lainnya. Aih, kamu harus tau aku yang sekarang adalah berkat dirinya dimasa laluku. Terima kasih yah. Semoga kamu bahagia.

Dan tibalah hari liputan yang sesungguhnya. Aku dan teman-teman menjadi wartawan kota. Liputan pertamaku adalah tentang pdam. Berita yang pernah dibahas Bang Fadli sebelumnya. Awalnya aku ngerasa fine-fine aja dengan apa yang aku tulis. Sampe kemudian ketemu bang fadli di kantor.
“lis kamu nulis berita aku”
“iya dua paragraph terakhir aja”
“sama banget loh”

Setelahnya adalah pembelaanku yang sesungguhnya. Benar-benar aku tidak bermaksud untuk mengambil tulisannya. Aku nya saja yang tidak mempu mengolah kata dengan baik. Karena memang jawaban dari narasumber persis sama dengan yang pernah ditanyakan Bang Fadli. Ah bang, aku ga enak banget ini. besok-besok aku akan lebih cerdas deh.

Kau tau kode ku untuk tulisan cetak nanti apa, CUL. C untuk calon dan UL adalah dua huruf dari nama panggilanku. Aku suka, hahaha.

Aku sangat menghargai setiap proses yang pernah aku lalui. Belajar di kelas, berlatih di lapangan. Malam ini, hari pertama liputan, aku kangen suasana belajar bersama teman-temanku. Meskipun mereka aneh tapi mereka lucu, dan mereka teman-temanku. Kalau kamu tidak setuju silahkan adukan ke KPK atau Ombudsman. Wkwkwk

Semoga kita selalu kuat. Sekuat cinta dan pemahaman. Dari kami anak magang.

Komentar