KISAH SEORANG JANDA DAN KELIMA ANAK NYA



Alkisah, ada seorang janda yang hidup bersama kelima anak nya. Janda ini sangat tua dan berbadan lebar. Kulit di tubuh nya sudah sangat mengendur akibat di masa muda nya dahulu ia memiliki badan yang gemuk. Sehingga saat sudah tua daging-daging dalam tubuhnya menghilang perlahan dari balik kulitnya. Namun ia tetap tampak lebar.
Dahulu ia melakukan sebuah kehilafan bersama seorang laki-laki berperawakan tinggi. Sehingga janda ini dulunya harus mendongak untuk melihat laki-laki itu. Pak jangkung nama nya. Pak jangkung sangat mencintai bu lebar, sebutan untuk janda tua lebar waktu muda. Bu lebar tidak mencintai pak jangkung, namun karna kasihan bu lebar menerima lamaran pak jangkung.
Pada awalnya semua berjalan baik. Mereka dikaruniai lima orang anak. Perbedaan usia mereka sangat singkat. Cepat sekali memang mereka memproduksi anak-anak ini. Anak-anak mereka bernama petong, pipit, meloxer, cuil, dan ulos. Mereka berlima perempuan yang cantik dan tangguh. Mereka hidup bahagia bertujuh. Namun semua berubah semenjak pak jangkung ketahuan mabuk-mabukan dan main perempuan. Bu lebar sangat terpukul akibat kejadian ini. Secara cepat bu lebar menginginkan cerai  dari pak jangkung.
Kini bu lebar hanya hidup bersama kelima anaknya tadi. Bu lebar bekerja sendirian karena kelima anaknya hanya tau main saja mengikuti kelakuan asli bapak nya. Namun bu lebar tidak menyerah, ia tetap menyayangi kelima anaknya. Sampai suatu ketika...
Ada seorang laki-laki datang melamar bu lebar. Katanya dia sudah lama memperhatikan bu lebar. Laki-laki ini bernama pak mio. Bu lebar sangat kaget, apa bisa pak mio menerima dirinya yang janda, tua dan lebar ini? Ternyata cinta membuktikan ketulusanya. Pak mio menerima bu lebar apa adanya juga dengan kelima anaknya yang Cuma bisa bermain saja.
Pak mio juga mempunyai anak yaitu upin dan ipin. Dua anak laki-laki yang kini ikut bermain bersama kelima anak bu lebar. Ekonomi mereka membaik setelah kehadiran pak mio. Mekipun mereka hidup beramai-ramai namun mereka bahagia.
Anak-anak semakin beranjak dewasa. Keadaan mengharuskan mereka kuliah dan bekerja. Maka kelima anak bu lebar ini pergi dari rumah untuk kuliah. Tinggalah pak mio dan bu lebar berempat di rumah. Awalnya mereka tetap baik-baik saja sampai bertubi-tubi surat datang dari kelima anaknya untuk meminta uang buat kuliah. Maka tinggalah upin dan ipin berdua dirumah sementara bu lebar dan pak mio bekerja di luar. Semenjak itu bu lebar dan pak mio jarang bertemu karna sibuk bekerja.
Karna intensitas komunikasi yang jarang maka sering terjadi kesalah pahaman antara pak mio dan bu lebar. Mereka kini sering bertengkar. Apa saja bisa jadi pemicu pertengkaran, masalah obat nyamuk lah, kipas angin lah, bahkan gunting rumput juga di permasalahkan. Hingga yang benar-benar membuat pertengkaran ini semakin memuncak adalah ketika bu lebar di antar pulang oleh seorang laki-laki lain yang diketahui adalah teman kerja bu lebar.
Setelah mengalami pertengkaran demi pertengkaran mereka berpisah. Pak mio merelakan bu lebar bahagia bersama pak matahari. Walaupun begitu pak mio tetap mau membantu membayar kuliah kelima anaknya bu lebar. Betapa besar hati pak mio ini.
Waktu bergulir kini tiga dari anaknya telah lulus kuliah dan bekerja. Anak pertamanya petong telah menikah dan menetap bersama suaminya di kota lain. Pipit anak keduanya bekerja di rumah sakit sebagai bidan dan meloxer bekerja di perusahaan asuransi. Tinggalah cuil dan ulos yang masih sibuk mengerjakan skripsinya. Mereka sedih mendengar perpisahan kedua orang tuanya. Tapi mereka pasrah menerima apa yang sudah terjadi. Kini mereka lebih dekat dengan pak mio padahal mereka adalah anak pak jangkung. Hal ini disebabkan karena pak matahari sombong dan seolah tidak mau menerima lima anak bu lebar. Lima anaknya ini pun tidak pernah kembali ke rumah. Hanya cuil dan ulos saja yang sesekali datang meminta uang. Itupun tidak berbicara degan pak matahari.
Kini pak mio sudah memiliki istri lagi. Istrinya masih muda dan cantik tapi sombong juga ke anak nya bu lebar. Upin dan ipin juga telah dewasa. Mereka tinggal di lain kota sekarang. Pipit yang bekerja sebagai bidan juga sedang menanti ustadz yang datang melamar. Meloxer yang bekerja di perusahaan asuransi juga sibuk mencari nasabah. Cuil dan ulos kini sibuk untuk segera kelar kuliah. Bagaimanakah cerita mereka selanjutnya....

Komentar